Pages

Rabu, 02 Desember 2009

Filsafat Islam Perlu Dihidupkan Lagi


‘Filsafat Islam

Perlu Dihidupkan Lagi’


serial-conference-at-uin-mizan-icas-4-5-jan-2009-058JAKARTA — Umat Islam diingatkan untuk menghidupkan kembali filsafat Islam. Inteletual Muslim, Dr Haidar Bagir mengatakan, kehadiran filsafat Islam yang telah ‘mati’ sangat diperlukan kaum Muslimin di era modern ini. Filsafat Islam, tutur dia, dapat memberi manfaat bagi kehidupan umat.
”Filsafat Islam bisa mengembalikan makna hidup yang sebenarnya,” ungkap pendiri Islamic College for Advanced Studies (ICAS) itu di sela-sela acara A Set of Conferences Across Java di Jakarta, Selasa (6/1). Presiden Direktur Mizan itu menambahkan, akibat tak mengetahui dan mengenal filsafat Islam, masyarakat Indonesia seakan telah kehilangan pegangan dan makna hidup.

Menurut Haidar, filsafat Islam bisa mendorong kaum Muslim benar-benar memahami kompleksitas persoalan pembangunan sistem-sistem kehidupan alternatif. Hanya dengan menguasai isu-isu filosofis mendasar, papar dia, kaum Muslim dapat berpartisipasi dalam upaya mencari sistem-sistem terbaik bagi kepentingan semua orang.

“Filsafat juga bisa memberikan kebahagiaan ke dalam kehidupan manusia dan juga meningkatkan keimanan,” tutur Haidar. Menurut dia, filsafat Islam telah luntur karena kurangnya penghargaan terhadap Islam. Padahal, kata Haidar, filsafat Islam lebih kaya cakupannya dibandingkan filsafat Barat.
Haidar mencontohkan, hampir segala hal seperti sains dan alam semua dasarnya ada dalam filsafat Islam. “Filsafat Islam tidak kalah baik dari pada filsafat Barat. Filsafat Islam ini begitu kaya dan luas,” ungkapnya. Ia menegaskan, filsafat Islam berbeda dengan filsafat Barat. Sebab, filasafat Islam berakar dalam metafisika, epistomologi realis-konstruktif dan bersifat teologis.
Peradaban Islam pernah mencapai masa kejayaan dalam berbagai bidang dibandingkan kebudayaan masyarakat lain. ”Salah satu faktornya, filsafat berkembang dengan subur.” Menurut dia, pada masa keemasannya, peradaban Islam dikembangkan oleh figur-figur ilmuwan yang dikenal sebagai filosof seperti; Jabir Ibnu Hayyan, Al-Biruni, Ibnu Sina, Al-Razi serta Al-Tusi.
Haidar pun mengutip pernyataan Prof Osman Bakar yang menyatakan mundurnya sains di dunia Islam lantaran dipicu oleh permusuhan terhadap filsafat yang dilakukan negara-negara Muslim. Haidar mengaku prihatin, karena sebagian besar masyarakat Indonesia telah didominasi oleh logika kapitalisme yang mengikuti filsafat Barat.
Menurutnya, ketidaktahuan umat Islam Indonesia terhadap filsafat Islam kemungkinan disebabkan sejarah masuknya Islam. “Saat itu Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-15 M,” ujarnya. Dalam kesempatan yang sama, Profesor Karim Douglas Crow dari universitas Teknologi Nanyang, Singapura, menegaskan untuk menjadi bagian dari masyarakat global tanpa kehilangan identitas, umat Muslim harus bisa menggali ajaran Islam dan ajaran Nabi. Dengan memahami ajaran Islam dan Rasulullah SAW, kata dia, umat Islam harus bisa menerjemahkan dan mengimplementasikannya dalam kehidupan kontemporer.
Di tempat tepisah, Direktur Institute for The Study Of Islamic Thought and civilization (INSIST), Hamid Fahmy Zarkasyi juga menyatakan perlunya dihidupkan kembali filsafat Islam. Sebab, kata dia, kekuatan ilmu tanpa dilandasi filosofi akan kehilangan nilai seperti nilai moral, ketuhanan, ataupun nilai lainnya. “Untuk itu sangat penting untuk menghidupkan kembali makna filsafat dilingkup cendekiawan Islam,” tegasnya. Menurut Hamid, ilmu akan kehilangan nilai jika tidak digarap dalam ranah filsafat.  (c63)

One Response

 
“kekuatan ilmu tanpa dilandasi filosofi akan kehilangan nilai seperti nilai moral, ketuhanan, ataupun nilai lainnya. “Hamid Fahmy Zarkasyi
Ilmu tanpa filosofi kekuatannya akan menghantam nilai apapun yang sejalan dengan kemanusiaan. Artinya ilmu itu akan mendamparkan manusia pada kegersagan hidup, seperti gersangnya kehidupan tanpa ibadah. Tidak ada yang lebih gersang dari hidup manusia melainkan ketika mereka sudah meninggalkan ibadah. dan semua itu akibat dari ditinggalkannya filsasat Islam dari khazanah Ilmu dan sains selama ini.

0 komentar: